Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Langkah Bijak Mengelola Keuangan yang Perlu Diperhatikan

Bijak Mengelola Keuangan

Beberapa waktu lalu, saya dan beberapa rekan blogger mengikuti kegiatan webinar yang diadakan oleh Bank Amar. Berhubung materi yang disampaikan sangat bermanfaat, saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan menarik ini. Materi yang disampaikan mengenai bagaimana kita berlaku bijak dalam mengelola keuangan keluarga. Selain itu, narasumber juga sedikit menyingung langkah-langkah yang sebaiknya kita perhatikan sebelum melakukan pinjaman online.

Seperti kita ketahui, meminjam uang secara online, memang kerap dilakukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan ekonomi. Keputusan ini kerap dianggap sebagai salah satu solusi keuangan keluarga, sehingga menjadi bagian dari kebijakan dalam mengelola keuangan.

Bijak dalam mengelola keuangan memang perlu banget untuk diterapkan dalam ekonomi skala rumah tangga, karena salah dalam merencanakan dan mengelola keuangan, maka membuat kita kesulitan menghadapi situasi ekonomi yang tidak menentu. Apalagi saat pandemi seperti ini, berimbas langsung pada kondisi ekonomi keluarga bukan?

Pada awalnya, saya mengira akan kesulitan mencerna materi yang disampaikan tersebut, karena materi ini memang cukup berbobot. Namun dugaan saya keliru, ternyata narasumber justru menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dipahami, bahkan oleh orang yang awam masalah finansial sekalipun. 

Wajar saja sih, narasumber yang didatangkan memang khusus seorang financial planner senior, yakni Mas Aidil Akbar Madjid dan juga Mba Ghaida Nuris Tsara, Coordinator Referral Program Tunaiku (Bank Amar). Keduanya mampu menyajikan materi yang tidak hanya asyik, tapi juga mudah dipahami.

Webinar Bareng Tunaiku - Bank Amar

Webinar diadakan mulai pukul 10.00 - 12.00. Selain ke-2 narasumber tersebut, hadir juga beberapa wanita hebat sebagai pendukung acara ini, antara lain Maria Virani Rosari (Corporate Communication Bank Amar), Lisniawati Kuswanto (Ketua Team Penggerak PKK Kota Administrasi Jakarta Barat), Elly Zuliani Herawati (Ketua Umum IKAPRI Indonesia) dan Ani Berta pendiri ISB (Indonesian Social Blogpreneur).

5 Langkah Bijak dalam Mengelola Keuangan

Bijak mengelola keuangan juga dianggap sebagai salah satu solusi yang tepat untuk mengatasi berbagai permasalahan keuangan yang sering dihadapi, misalnya saja nih uang gajian yang diterima cukup besar, tapi selalu habis tidak berbekas. Jika hal ini terjadi terus menerus, bisa jadi disebabkan karena buruknya pengelolaan keuangan pada keluarga.

1. Kondisi Kesehatan Keuangan

Bijak Mengelola Keuangan

Langkah pertama yang sebaiknya kita perhatikan untuk mengelola keuangan adalah memeriksa kondisi kesehatan keuangan. Lantas, caranya bagaimana? Tenang saja guys, narasumber telah memberikan bocorannya. Berikut beberapa faktor yang bisa mempengaruhi kesehatan keuangan.

- Bijak dalam berhutang

  • Mas Aidil menyebutkan, bahwa terdapat dua jenis utang, yakni utang baik dan buruk. Utang yang baik adalah utang yang dianggap sebagai aset produktif yang memiliki nilai investasi jangka panjang, misalnya saja utang KPR, utang untuk pendidikan, utang untuk bisnis dan investasi.
  • Sementara utang yang buruk merupakan jenis utang yang dianggap memiliki sifat konsumtif, misalnya saja kartu kredit (yang digunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya tidak penting), cash advances, consumer debt hingga payday loans.

- Hitung kekayaan bersih

  • Sesekali coba periksa berapa besar kekayaan bersih yang kita miliki. Rumusnya cukup mudah kok, yakni dengan cara jumlah aset yang kita miliki, dikurangi dengan jumlah utang. Nah sisa dana yang tersisa itulah kekayaan bersih yang kita miliki. Ingat ya guys, idealnya harus berada di kisaran angka di atas 15 persen.

- Siapkan dana darurat

  • Jangan lupa siapkan juga dana darurat yang hanya digunakan untuk keperluan yang sifatnya sangat mendesak, seperti saat sakit atau kecelakaan. Hindari menjual aset yang kita miliki saat kita membutuhkan dana tersebut.

- Membeli produk asuransi

  • Jika perlu, kita bisa membeli produk asuransi untuk perlindungan diri dan keluarga dari hal-hal yang tidak kita inginkan. Yah minimal kita punya BPJS guys.

- Lakukan investasi

  • Persiapkan investasi untuk masa depan yang lebih baik dan sesuaikan juga dengan kebutuhan keuangan kita. Ada begitu banyak pilihan investasi, mulai dari investasi emas, investasi properti, investasi saham hingga investasi reksadana.

2. Kelola Keuangan Keluarga dan Keuangan Usaha Secara Terpisah

Bijak Mengelola Keuangan
Image : pixabay.com

Jika kita punya bisnis atau usaha, maka sebaiknya keuangan dilakukan secara terpisah, sehingga kita bisa lebih mudah dan lebih fokus dalam merencanakan keuangan. Selain itu juga agar keuangan usaha tidak kita gunakan untuk keperluan pribadi. 

Dengan memisahkan keuangan usaha ini, maka kita bisa lebih mudah untuk menentukan biaya produksi, menentukan harga jual, membayar angsuran (jika ada) hingga bisa mengatur cash flow keuangan. Bayangkan saja kalau seandainya pengelolaan antara keuangan keluarga dan usaha menyatu, maka kita sendiri yang akan kerepotan untuk mencatatnya.

3. Perhatikan Rumus Mengatur Keuangan Bulanan

Rumus Mengatur Keuangan

Mas Aidil juga membeberkan sebuah rumus sederhana dalam mengatur dan mengelola keuangan bulanan untuk skala keluarga. Dengan demikian, kita jadi lebih mudah untuk mengatur dan mengetahui arus kas yang masuk dan keluar. 

  • Kebutuhan pokok sebesar 40 persen dari pendapatan
  • Cicilan atau utang maksimal sebesar 30 persen dari pendapatan
  • Kebutuhan masa depan, seperti investasi atau asuransi sebesar 20 persen dari pendapatan
  • Sosial (amal, infaq, sodakoh dan lain sebagainya) sebesar 10 persen dari pendapatan

4. Mencari Penghasilan Tambahan

Mencari Penghasilan Tambahan

Banyak cara dilakukan untuk menambah pengasilan keluarga. Tujuannya tentu saja untuk menopang ekonomi keluarga agar mendapatkan penghasilan yang lebih besar dan lancar. Setidaknya ada dua jenis penghasilan tambahan yang bisa dicoba, berikut ini :

Mencari kerja tambahan

  • Kita bisa mencari penghasilan tambahan dengan bekerja menjadi part timer di restoran maupun perusahaan lainnya. Kita juga bisa mencoba bergabung di perusahaan ojek online.

Membuka usaha

  • Jika ingin membuka usaha, maka pilihlah jenis usaha yang diminati oleh masyarakat dan memiliki nilai investasi jangka panjang, seperti usaha kuliner, jualan pulsa, warung sembako maupun jualan air minum isi ulang. Pilih usaha yang sesuai dengan keterampilan atau skill yang kita miliki.

5. Mengajukan Pinjaman Online

Pinjaman Online

Meminjam uang online menjadi solusi yang dipilih sebagian besar masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang sifatnya produktif (digunakan untuk bisnis) maupun non produktif. Namun kita perlu waspada dan hati-hati saat ingin mengajukan pinjaman online.

Setidaknya terdapat lima hal yang sebaiknya diperhatikan saat ingin meminjam uang online :

  • Terpercaya
  • Memiliki reputasi yang baik
  • Terdaftar di OJK
  • Tersedia platform di Google Playstore atau App Store
  • Berhati-hati terhadap pinjaman online ilegal

Ajukan Pinjaman Online dengan Mudah di Tunaiku

Tunaiku, Solusi Permasalahan Keuangan

Nah salah satu perusahaan pinjaman online yang bisa kita pilih adalah Tunaiku. Tunaiku merupakan sebuah platform pinjaman digital tanpa agunan  dari PT. Bank Amar Indonesia Tbk. yang memberikan solusi finansial bagi masyarakat yang kurang terlayani atau belum dilayani oleh Lembaga Keuangan Formal.

Apa saja sih keunggulan yang dimiliki Tunaiku?

  • Kita bisa mengajukan pinjaman mulai dari 2 juta hingga 20 juta
  • Cicilan tenor mulai dari 6 hingga 20 bulan
  • Hanya memerlukan identitas berupa KTP saja
  • Tanpa jaminan atau agunan
  • Usia yang boleh meminjam mulai dari 21 - 55 tahun

Bank Amar merupakan salah satu bank yang pertama kali meluncurkan pinjaman online sebelum sekarang ini banyak perusahaan pinjol bermunculan. Tunaiku menjadi bagian dari PT. Bank Amar Indonesia yang telah terdaftar dan diawasi oleh OJK.

Tunaiku dianggap cocok bagi masyarakat yang tertarik ingin mengajukan KTA secara online, yaitu plafon bisa besar dan tenor cicilan pinjaman bisa lebih panjang.

Cara Mengajukan Pinjaman Online Tanpa Jaminan di Tunaiku

1. Mengunduh aplikasi Tunaiku

Langkah pertama, unduh aplikasi Tunaiku melalui Google Playstore (pengguna Android) atau AppStore (pengguna iOS). Selain bisa melalui aplikasi, kita juga bisa mengajukan pinjaman di website Tunaiku. Selanjutnya bikin akun terlebih dulu.

2. Pilih Plafon dan Tenor

Selanjutnya pilih plafon dan masa pinjaman, sehingga kiga bisa melihat detail jumlah cicilan per bulannya. Lalu pilih tujuan mengajukan pinjaman tersebut. Pada bagian ini, kita harus membaca dan menyetujui "Syarat dan Ketentuan" dan "Kebijakan Privasi" pinjaman online tersebut.

3. Cakupan Area Tunaiku

Perlu diingat bahwa Tunaiku hanya melayani di area tertentu saja, yaitu Pulau Jawa, Sumatera dan beberapa kota lainnya. Peminjam di luar wilayah tersebut, tidak akan dilayani loh. Jadi sebaiknya pastikan dulu domisili kita berada di cakupan area Tunaiku. 

4. Data Pribadi

Agar proses pengisian data pribadi bisa lebih cepat dan efisien, sebaiknya kita sudah punya KTP dan memegang KTP tersebut. Pastikan juga usia kita sudah 21 - 55 tahun. Di luar usia tersebut, tidak memenuhi persyaratan mengajukan pinjaman online cepat cair di Tunaiku.

5. Pekerjaan

Isi kolom-kolom data pekerjaan, meliputi nama perusahaan, alamat perusahaan, status pekerjaan, jabatan, penghasilan pekerjaan saat ini, penghasilan pekerjaan sebelumnya hingga berbagai informasi lainnya terkait pekerjaan. Minimum penghasilan bagi calon peminjam adalah sebesar 1 juta.

Pastikan bahwa alamat pekerjaan yang dicantumkan adalah benar, karena Tunaiku akan mendatangi calon peminjam untuk meminta tanda tangan di perjanjian pinjama online tanpa agunan tersebut. Berhubung Tunaiku adalah produk dari Bank, maka ada proses tanda tangan di perjanjian tersebut.

6. Tempat Tinggal

Jika data tempat tinggal kita berbeda dengan data di KTP, maka data tersebut perlu diisi ya guys. Selain data alamat, Tunaiku juga akan menanyakan informasi seputar jumlah tagihan PLN dan PDAM serta status kepemilikan rumah. Selain itu juga ditanyakan nama gadis ibu kandunga dan jumlah tanggungan.

7. Kerabat dan Pasangan

Data yang juga wajib diisi adalah informasi soal nama kerabat, nomor ponsel dan alamat kerabat. Status pernikahan juga wajib diisi loh, karena jika sudah menikah, maka data pasangan juga harus disampaikan, mulai dari nama pasangan, tanggal lahir, nomor KTP hingga pernyataan pisah harta atau tidak.

8. Ringkasan Pinjaman

Setelah kita selesai mengisi data secara lengkap dan benar, maka akan menerima ringkasan pinjaman, antara lain berupa plafon pinjaman, tenor dan cicilan per bulan, serta rincian daya yang telah diisi tadi. Tunaiku akan kembali mengecek dan memastikan bahwa semua data yang diisi sudah benar. Jika sudah oke semua, maka tinggal klik "Kirim Formulir".

Untuk melihat status pinjaman yang telah diajukan, maka bisa ke aplikasi Tunaiku dan mengisi PIN yang telah dikirim ke nomor ponsel.

9. Rekam Suara

Di Tunaiku, calon peminjam wajib melakukan verifikasi dengan cara merekam suara. Si calon peminjam wajib merekam suara dengan mengucapkan kalimat "Ya saya setuju dengan jumlah pinjaman yang diberikan oleh Tunaiku dan mau melanjutkan ke proses konfirmasi".

Setidaknya terdapat 3 buah pertanyaan yang harus direkam. Setelah selesai, proses pengajuan di aplikasi dianggap selesai. Selanjutnya kita hanya tinggal menunggu keputusan status pinjaman online yang kita ajukan, apakah diterima atau tidak.

Semoga bermanfaat.

62 komentar untuk "Langkah Bijak Mengelola Keuangan yang Perlu Diperhatikan"

  1. Keren sekali rumus mengolah pendapatannya itu, 40% kebutuhan, 30% cicilan, 20% masa depan, dan 10% kebaikan. Jadi kebutuhan tetap tercukupi, cicilan lunas,ada investasi juga, plus tetap berbagi.
    Apalagi saya hanya freelance, Mas yang pendapatan tak tetap dan pasti. Makanya harus lebih semangat. Lebih mementingkan kebutuhan daripada keinginan.

    BalasHapus
  2. Ulasan yang menarikas Hendra...yang saya soroti betul adalah rumusan mengatur keuangan yang dijabarkan Pak Aidil...yakni prosentasi berbagai pos-pos keuangan yang ternyata memang tak dapat dipungkiri terbesarnya lari ke kebutuhan keluarga juga hutang (misal masih ada tanggungan cicilan). Hanya sedikit yang masuk ke mode dana darurat dan investasi...namun meski demikian jika kita rajin dan disiplin yang sedikit ini nanti akan ngumpul dengan sendirinya seiring dengan waktu ya. Nice sharing nih mas hendra :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menarik lah Kak, masa mendorong, hehehehe... Makasih juga sudah berkunjung

      Hapus
  3. Buka usaha yang sering dicari orang bener banget Mas, karena biar terus berkelanjutan dan makin semangat juga si pelaku usahanya. Tinggal mengatur keuangan nya dengan bijak, pakai 40-30-20-10 itu boleh juga

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul, kalau sudah punya usaha dan nerapin rumus keuangannya, maka klop lah pengelolaan keuangannya... Semoga

      Hapus
  4. Pengelolaan keuangan seperti ini yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari ya, baik itu bagi uang sudah berkeluarga atau yang masih single.

    Mantep mas acaranya, beruntung sekali bisa ikut kegiatannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat beruntung bisa ikutan webinar ini dan bisa mendapatkan ilmu daging soal keuangan

      Hapus
  5. Di waktu pandemi ini di mana penghasilan berkurang, perlu sekali bijak mengatur keuangan ya. Seandainya terpaksa melakukan pinjaman, misalnya pinjaman online, harus terdaftar di OJK seperti Tunaiku ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di pandemi ini, kita semua dipaksa untuk pandai mengelola keuangan ya, termasuk urusan jajan jadi lebih irit

      Hapus
  6. Mengenai pinjaman online ini memang memudahkan. Namun tetap saja, kita harus bijak menyikapinya. Benar sekali jika hutang dibedakan menjadi dua. DImana ada utang baik dan utang buruk. Maka, sebaiknya kita menghindari banget utang buruk ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meminjam uang sah-sah saja, asal disesuaikan dengan kemampuan untuk membayarnya. Utang tersebut juga digunakan untuk kebutuhan yang mendesak atau kebutuhan yang produktif untuk bisnis.

      Hapus
  7. Bila akhirnya harus meminjam ke pinjol, emang harus yang terdaftar OJK nih mas.
    Banyak banget temenku yang jadi korban pinjol abal-abal. Hidupnya jadi diteror Mulu.

    Yang terbaru, ada temen yang nyoba pinjol yang ada di AppStore. Dia pikir itu OJK. Gak ngechek
    Akhirnya pinjaman ditolak, tapi data dicuri. Akibatnya sekarang berurusan dengan banyak pihak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau memang teramat sangat terpaksa sekali meminjam uang ke pinjol, ya harus banget yang terdaftar di OJK, salah satunya ya Tunaiku ini. Semoga tercerahkan Kak

      Hapus
    2. Bener mas Hendra. Untungnya tunaiku sudah bersertifikat OJK. jadi nggak ada deh drama-drama pinjol yang bikin hidup menjadi serem akibat diteror.

      Hapus
  8. Aku baru tahu ada dua penyebutan hutang. Baik dan buruk. Noted ini kak.

    Yes benar banget harus bijak dalam melakukan pinjaman.
    Aku belum pernah melakukan pinjaman online. Tapi dulu pernah menggunakan CC. Hehe.

    Kalau Tunaiku ada rekaman suara ya ternyata, jadi verifikasinya lebih ok nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Utang Kak, bukan hutang, hehehe... Betul verifikasi jadi lebih akurat dan aman

      Hapus
  9. Benar sekali kak. Aku setuju kalau mau berhutang harus tau jumlah kekayaan bersih yang sudah dipotong biaya lainnya sebelum berhutang. Biar nantinya enggak menyulitkan saat harus membayar cicilannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus setuju Kak, kalau nggak, ya nggak apa-apa sih. Terima kasih ya sudah sudi mampir ke blog saya

      Hapus
  10. Wah, baca tulisan ini aku jadi refleksi ke kehidupanku, Mas. Selama pandemi memang terdampak banget, jadi kudu mengencangkan ikat pinggang. Kondisi belum stabil jadi banyak penyesuaikan. Yang makjleb bagian untuk amal tuh, ternyata 10%, selama ini masih itung-itungan aja jadi cenderung pelit. Padahal semua demi kebaikan kita sendiri. Untuk utang, ada sih yang kudu dibereskan segera, jadi warning nih buat kelola keuangan lebih bijak. Mas Aidil memang jagonya, dulu suka nonton di O Channel kasih financial planning bareng Hilbram Dunar.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuk semoga bisa ditingkatkan lagi untuk urusan beramal, karena pada dasarnya itulah harta kita yang akan kekal abadi di alam akhirat. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini

      Hapus
  11. Kalo menurut saya, hutang hanya dilakukan dalam kondisi darurat misalnya anak sakit, bener2 gak bisa makan, bencana alam dll. Tapi kalo hutang hanya untuk memenuhi gaya hidup sebaiknya jangan kak karena bisa numpuk disana-sini dan tentunya susah dalam mengembalikan. Hutang itu pelanggaran jadi harus dihindari.

    Pengelolaan keuangan tentang dana darurat, investasi itu saya sangat setuju sekali, tapi kalo KPR saya gak nyaranin ya, hehe. ini pendapat saya lho. Dana2 darurat dan investasi ini memang harus dipersiapkan jauh2 hari ya kak..hehe.

    Makasih sudah kubaca edukasi di artikel atas, sangat berguna bagi saya dan keluarga...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih juga sudah berkunjung ke blog ini Pak Cikgu. Terima kasih atas saran dan masukannya...

      Hapus
  12. Wah mantap nih rumus pengaturan keuangannya, mas
    Apalagi kalau memang ternyata lagi ada cicilan, harus benar-benar cermat mengelola keuangannya biar gak sampai besar pasak daripada tiang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rumus pengelolaan keuangannya memang mantap, tapi lebih mantap lagi kalau langsung dipraktekan dan berhasil.. Yeaay berhasil, berhasil!

      Hapus
  13. Wohoo, senangnya bisa ikut webinar dgn pemateri Financial planner kondang!
    Yap, ini ilmu daging bangeettt, bagaimana kita harus berlaku bijak dalam mengelola keuangan keluarga. Termasuk harus paham langkah-langkah yang sebaiknya kita perhatikan sebelum melakukan pinjaman online.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seneng banget dong bisa jadi bagian dari webinar tersebut..

      Hapus
  14. noted banget memang saat sudah berkeluarga dan sedang menjalankan usaha, keuangannya harus tercatat dengan rapih dan juga terpisah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yes exactly. Biar nggak kacau pengelolaan keuangannya

      Hapus
  15. Saya baru tahu lho kalau melakukan pinjaman online harus menggunakan rekaman suara juga, hihi, yap untuk menghindari hal yang tidak diinginkan ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prosesnya mungkin terbilang ribet, harus rekam suara juga, tapi ini untuk kebaikan si peminjam juga bukan?!

      Hapus
  16. Saya sendiri belum pernah menggunakan pinjaman online, tapi kalau ngasih pinjaman, malah sering. Biasanya teman-teman kantor. Mereka pinjam uang buat pulsa, soalnya saya memang penjual pulsa. Alhamdulillah, semuanya bisa kembali.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah berarti Anda dermawan sekali ya, suka ngasih pinjaman ke teman-teman...

      Hapus
  17. Saya belum pernah nyobain pinjaman online, tapi tips pengelolaan keuangan bisa saya adopsi sebab saya type orang yang suka melenceng dari planning keuangan yang udah disusun sendiri hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah namanya juga manusia, kadang suka meleset dari target. Meski sudah diatur sedemikian rupa keuangannya, tetap masih ada yang belum terlaksana...

      Hapus
  18. Agak takut jika nih menggunakan PinjOl karena pengalaman yang tak mengenakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Paranin aja pinjolnya Bang, ente kan penguasa Kalimantan... hahaha.

      Hapus
  19. Saya pernah ikut seminar bijak ambil hutang dan ilmunya luar biasa. Bagaimana mengelola uang dan menjadikan hutang tersebut menjadi pondasi ekonomi yang kokoh.
    Memang kita perlu bijak mengelola uang (dan hutang).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah ini mungkin yang dimaksud utang baik, uangnya digunakan untuk berbisnis atau sesuatu yang produktif, bukan dipakai untuk foya-foya

      Hapus
  20. Gak perlu alergi sama pinjaman online. Justru dalam beberapa kasus pinjol yang terdaftar di OJK tentunya ya, itu sangat membantu masyarakat yang awalnya unbankable menjadi bankable.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya cuma mau pinjam uang kalau bener-bener urgent, selain itu, nggak bakalan daaah, hahahaha...

      Hapus
  21. Sepakat, Mas. Kita harus bijak mengelola keuangan. Dan kalaupun harus berutang, kudu utang baik seperti kriteria dan peruntukan di atas. Keren artikel ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Siap Pak Cikgu, terima kasih sudah sudi mampir ke blog sederhana ini

      Hapus
  22. Wah seru sekali ya webinarnya,
    pasti banyakk dapat manfaat darinya juga dan terima kasih sudah berbagi di sini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru sekali loh. Terima kasih juga sudah berkunjung ke blog ini

      Hapus
  23. Yang jelas, saat memberikan kontak kerabat terdekat saat pengajuan pinjaman online, hendaknya minta persetujuan dari si pemilik kontak dulu ya? Karena ada beberapa kejadian si peminjam kabur, teman-temannya ikut ditelpon oleh Debt Collector dan diancam-ancam. 😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharusnya memang seperti itu, jangan mentang-mentang ada hubungan saudara, lalu seenak udele dewek main ngasih aja nomor hape ke pinjol. Manusia model gini enaknye dijitak (pake bata merah) rame-rame

      Hapus
  24. Dengan hanya KTP sudah bisa melakukan pinjaman ya kak. Usia yang ditetapkan juga sudah sesuai. Mantaplah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saking mudahnya persyaratan, hanya dengan KTP saja, sudah bisa ngutang

      Hapus
  25. Selama ini belum ada niat mengajukan pinjaman, baik online maupun offline. Semoga saya istiqomah dan senantiasa diberik kecukupan oleh Tuhan YME…
    Semoga artikel ini membantu bagi orang yang membutuhkan referensi…
    Terima kasih sudah berbagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah, Anda sangat beruntung tidak punya utang di muka bumi ini...

      Hapus
  26. wah asik banget sih jika kita memiliki pengetahuan pengelolaan keuangan agar di masa depan ada uang safety. Aku suka banget baca blog soal finansial

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Mas atas kunjungannya. Semoga bermanfaat.

      Hapus
  27. Sepakat nih tentang bijak dalam berutang ya, rumusnya untuk tagihan itu maksimal sampai 30% aja ya gak lebih, agar keuangan keluarga bisa sehat dan tetap semangat kerjanya. Tunaiku, noted.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berarti berutang tidak dilarang, asalkan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan rumus yang telah ditetapkan tersebut. Terima kasih atas kunjungannya.

      Hapus
  28. Wah mas Hendra, aku juga ikutan Webinar dari bang amar ini tapi ga sambil ngopi tapi sambil ngeteh. Jadi tercerahkan ya tentang pengelolaan keuangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apapun minumannya, yang penting informasinya bisa masuk ke otak kite ye Mba, hehehe...

      Hapus
  29. Jujur, saya sih cukup menghindari pinjol, apalagi yg suka blasting ke nmr kita, tapi semua kembali ke kita masing-maisng, pinjaman apapun itu pastikan aja selalu ke OJK dan pastikan kita gunakan utk kebutuhan, bukan hanya sekedar keinginan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga nggak mau deh urusan sama pinjol nggak jelas itu. Mendingan saya punya duit banyak deh, daripada punya utang banyak, aaamiiin....

      Hapus
  30. Saya termasuk goblog soal mengelola keuangan. Artikel ini sangat membantu sekali bagi saya. Terima kasih mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya saya juga bodoh soal pengelola keuangan ini, tapi setelah banyak membaca sana sini informasi finansial dan investasi, jadi sedikit tercerahkan. Yah meski belum praktik 100 persen, tapi setidaknya ada gambarannya kita musti bagaimana dalam mengelola keuangan. Terima kasih atas kunjungannya Mas.

      Hapus