Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sakit Demam Berdarah


Gambar : rsulin.com
Saya hanya mau sharing mengenai pengalaman saya waktu sakit Demam Berdarah. Kejadiannya sekitar tahun 2007. Saya dirawat di Rumah Sakit Fatmawati selama 6 hari. Penyakit yang diakibatkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini, memiliki kemiripan gejala dengan penyakit tipes/tifus. Biasanya nyamuk ini menggigit pada waktu siang hari sekitar jam 10.00an.


Fase Demam Berdarah

1. Fase Awal (hari ke 1-3)
Biasanya ditandai demam tinggi, sakit kepala hebat, badan akan terasa nyeri, ngilu, pegal. Perut terasa mual. Nafsu makan menurun. Terkadang ditandai munculnya bintik merah pada kulit. Namun ada juga penderita DBD yang gak muncul bintik merah pada kulitnya.

2. Fase Kritis (hari ke 4-5)
Demam dan sakit kepala berangsur mengalami penurunan, dan parahnya kadar trombosit juga akan ikut menurun. Hal ini membuat seolah - olah kita sudah merasa sembuh (badan terasa lebih baik). Namun perlu sobat blogger ketahui, pada fase inilah justru disebut fase kritis. Dan sebaiknya dilakukan perawatan di rumah sakit sesuai dengan kondisi penderita. Ada juga sebagian penderita DBD yang hanya cukup meminum banyak cairan di rumah, namun ada juga yang memerlukan infus dan transfusi darah.

3. Fase Penyembuhan (hari ke 6-8)
Pada fase ini, penderita DBD diharuskan untuk istirahat total dalam menaikkan kadar trombosit si penderita. kalo kata orang Jawa mah ; Totally Bed Rest


Gejala Awal Demam Berdarah

Pada hari pertama atau Fase awal, saya masih masuk kerja shift malam seperti biasa. Karena memang pada awalnya saya gak merasakan apa - apa. Namun gejala meriang dan sakit kepala mulai timbul saat di tengah kondisi kerja. Lama kelamaan malah tambah parah meriang disertai sakit kepala yang hebat. Minum obat puyer bintang toedjoe (penurun demam dan sakit kepala) pun sudah, tapi hasilnya nihil. Saya berfikir kalau ini hanya masuk angin biasa sob. Sampai selesai pulang kerja pun kondisi demam malah semakin tinggi dan sakit kepala pun gak kunjung reda. *Ini mah bukan masuk angin biasa. Untungnya saya lagi gak bawa motor, jadi bisa ikut nebeng naik taksi bareng teman dianterin sampai depan rumah. Setelah di rumah, saya pun minum obat penurun demam untuk kali kedua dan langsung tidur.


Hari Kedua Gejala Demam Berdarah
Keesokan hari, demam dan sakit kepala yang saya rasakan sudah agak berkurang. Tapi yang dirasa sekarang adalah badan ngilu, pegal, nyeri, lemas dan perut terasa mual. Sepertinya lemas ini gak mau hilang dan nafsu makan saya menurun drastis. 


Hari Ketiga Gejala Demam Berdarah

Hari ke tiga. Sesaat setelah bangun dari tidur, badan masih terasa lemas tidak karuan. Kemudian saya lihat tangan saya terdapat bintik merah banyak. Kata orang - orang kalau bintik merahnya ditekan tapi warna merahnya gak memudar, itu berarti salah satu tanda fisik gejala demam berdarah. Beda dengan bentol biasa kalau digigit nyamuk. Pada fase ini biasanya demam dan sakit kepala perlahan berkurang atau bahkan hilang pada sebagian penderita. Dan kemudian timbul bintik - bintik merah timbul pada permukaan kulit. Tapi perlu sobat blogger ketahui, kata dokter ; gak semua penderita DBD akan muncul bintik merah. Jadi kalian harus cermat mengenali gejala awal DBD. Langkah paling baik adalah segera lakukan cek darah, bila demam tak kunjung hilang.


Segera Lakukan Cek Darah 

Langsung saja saya segera lakukan check up ke puskesmas Cilandak. Sampai di puskesmas, setelah melakukan proses pemeriksaan oleh dokter, saya disarankan untuk cek darah di Lab, tapi cek darahnya di Apotek Retna (dekat perempatan Fatmawati), karena di puskesmas Cilandak tidak ada Lab untuk pengambilan sampel darah.

Hasil pemeriksaan sampel darah baru keluar siang hari. Setelah itu langsung saya bawa ke puskesmas lagi. Setelah hasil pemeriksaan Lab diserahkan ke dokter, dan sang dokter menyarankan untuk rawat inap. Sudah badan lemas ditambah dengan vonis dokter seperti itu, tambahlah lemas badan ini. Dari hasil Lab diketahui kalo keping darah (trombosit) saya menurun.

Gambar : dherdian.wordpress.com


Proses Pendaftaran Rumah Sakit Fatmawati

Akhirnya saya bergegas ke rumah sakit Fatmawati sambil membawa surat rujukan dari puskesmas.

Saya mendaftar di UGD RS Fatmawati sore hari dengan menyerahkan surat rujukan. Dengan menunjukkan KTP DKI Jakarta, saya dibebaskan dari biaya rumah sakit. Senangnya gak bayar, tapi sedihnya harus check in. Setelah proses pendaftaran yang memakan waktu kurang lebih satu jam (waktu yang cukup lama dalam menangani pasien), saya langsung digiring menuju kamar rawat inap di gedung Irna Teratai, saya lupa kamar no berapa. Kebetulan sekali, saya kebagian ruang kelas tiga (mentang - mentang pasien gratisan). Satu ruangan berisi 6 orang pasien. Namun tempat tidurnya bukanlah kasur yang empuk, namun kasur lipat model velbed. Karena pasien DBD sedang mengalami peningkatan yang signifikan.


Hari Pertama Sampai Hari Ke Enam (habis)

Kadar trombosit saya selalu di kontrol setiap hari dengan rutin melalui pengecekkan darah sehari 3 x, pagi bangun tidur, siang dan sore hari. Makanpun dapat gratis pula. Tapi tetap saja nafsu makan masih belum ada. Sangat dianjurkan sekali untuk memperbanyak minum dan makan (ngemil). Bahkan selama dirawat pun saya bisa menghabiskan 4 - 6 liter air putih. Dianjurkan untuk gak banyak gerak. Untuk urusan kencing saya memakai pispot. Selama dirawat pun saya gak mandi sama sekali sob. Untuk infusan harus selalu sering dikontrol. Kalo sudah habis, harus secepatnya diganti. Lapor aja ke suster jaga. 


Gambar : annasharnews.wordpress.com

Selama perawatan di Rumah Sakit, bertujuan untuk menaikkan keping darah (trombosit).  Karena kondisi pasien akan selalu terkontrol dengan baik. Trombosit normal seseorang berkisar di angka 200.000 - 300.000 keping/mm3. Sedangkan jumlah trombosit terendah saya mencapai angka 13.000, bisa dibayangkan sob, jauh dibawah angka tersebut, pembuluh darah ditubuh akan pecah,     yang dapat mengakibatkan darah akan keluar melalui hidung dan telinga.

Selama perawatan, pada tahap awal trombosit akan terus menurun, kemudian akan naik lagi dengan sendirinya, tergantung dari kondisi tubuh si pasien. Semakin ia rajin memperbanyak minum cairan atau makan (ngemil), maka akan membantu mempercepat proses penyembuhan.

Setelah kondisi saya berangsur membaik, akhirnya saya diperbolehkan untuk pulang pada hari ke 6. Alhamdulillah.. Senangnya bukan main. Setelah melalui proses "check out", sayapun pulang meninggalkan kenangan tak terlupakan di rumah sakit.

Dakam jangka waktu dua minggu setelah keluar dari RS, saya tetap harus cek darah lagi untuk mengecek kadar trombosit terakhir saya sob. Alhamdulillah sekali lagi, trombosit saya sudah normal, bahkan diangka 250.000. Sungguh suatu pengalaman yang gak akan pernah saya lupakan. 

Setiap peristiwa pasti ada hikmahnya. Kita baru menyadari betapa berharganya kesehatan pada saat kita diberi ujian sakit oleh Allah Ta'ala. Maka dari itu, jangan pernah teman - teman menyia-nyiakan kesehatan yang sudah diberikan. Berapa banyak orang - orang yang telah menyia-nyiakan hidupnya hanya untuk alkohol dan narkoba. Gunakan sebaik-baiknya waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu!

Demikian artikel saya yang sangat singkat mengenai sakit demam berdarah yang telah saya alami. Semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmahnya.

Mohon maaf, foto yang saya gunakan mengambil dari google, karena memang saya gak sempat untuk foto sama sekali dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan...
Salam blogger....

Posting Komentar untuk "Sakit Demam Berdarah"