Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memory Of My Traditional Games

 

Gambar : morningcamequickly.com

When i was 7 years old, i'd love to fly a kite and play hide and seek with my friends and my brother. I played in the field near by from my home. In the past 20 years a go, you'll easy to find fields, to played a football, hide and seek, bicycle, kite and many more traditional games that you need to play with it. We were very happy when we played together in the field. Mostly we fly a kite and other traditional games  after we finished our school or on a holiday.


I was very happy when my kite is in the air. That was mean, i've success to fly it. Its not easy to fly a kite. You just need a "friendly wind" to fly it. 

I still remember, when I was flying a kite (i was playing outside of the field), i've been surprised by a car. Luckily, the driver can stop the car perfectly and angry me. Thanks God. Nothing happened to me. Now i've to play more carefully and on guard, especially outside of the field.

The price for a piece of kite is not more than IDR 200. It was depending what type of kite do you want to buy. I bought the most cheapest kite. Only IDR 100 for a piece. But now (year 2014) the cheapest price for a piece of kite is IDR 1000. 

Now (after 20 years a go) in the year 2014, everything has changed. Its very difficult if you want to fly a kite or play a traditional games in the field, because the fields that you need a place to fly a kite and many more, mostly has been changed to office building, mall or housing. The children cannot fly a kite or other traditional games anymore in the field. They've played a traditional games or fly a kite near their home. What a poor children.

Nowadays, mostly the children doesn't want to play a traditional games or fly a kite anymore, because the technology has growing up so fast. Slowly, they leave it and change it to another console game, example ; playstation and even a game online on computer.

Slowly (but sure), traditional games (example ; Hide And Seek) will be disappeared from our kids. Even they were forgot how to fly a kite. 

Saya coba mengulas masalah di masa kecil saya, dimana dahulu permainan layang - layang (layangan) dan petak umpet sempat populer. Namun seiring berjalannya waktu, secara perlahan permainan tradisional tersebut seakan menghilang dari peredaran. 

Yang berbeda pada artikel kali ini  adalah bahasanya sob, saya coba melatih menulis artikel dalam bahasa inggris, meskipun masih belepotan dan banyak kekurangan, harap dimaklumi. Dibawah ini saya kasih terjemahan ke dalam bahasa Indonesia sob.
--------------------------------------------------------------------------------------------- Ketika saya berusia 7 tahun, saya sangat menyukai bermain layangan dan petak umpat bersama teman dan saudara laki - laki (kakak) saya. Saya bermain di sebuah lapangan dekat dari rumah. Dua puluh tahun yang lalu, Anda begitu mudahnya menemukan sebuah lapangan untuk tempat bermain sepakbola, petak umpat, bersepeda, bermain layangan dan permainan tradisional lainnya yang tentu saja membutuhkan tempat lapang untuk bermain.

Kami sangat senang ketika kami bermain bersama - sama di lapangan. Kami selalu bermain layangan dan permainan tradisional lainnya setelah pulang dari sekolah atau pada saat liburan.

Saya sangat senang sewaktu layangan saya berhasil terbang di udara. Artinya saya sukses menerbangkan layangan. karena tidak mudah untuk menerbangkan sebuah layangan.

Saya masih ingat sewaktu saya bermain layangan di pinggir lapangan, saya terkejut bukan main karena hampir tertabrak mobil. Untung saja sang sopir bisa mengerem mendadak dan memarahi saya. Hahaha... Alhamdulillah. Gak terjadi apa - apa. Sekarang saya harus bermain lebih hati - hati dan waspada.

Harga sebuah layangan gak lebih dari Rp. 200. Tapi tergantung dari jenis layangan yang akan Anda beli. saya membelinya harga yang paling murah. Cuma Rp. 100 per buah. Tapi sekarang (tahun 2014) untuk harga layangan termurah mencapai Rp. 1000 per buahnya.

Pada masa sekarang (setelah 20 tahun berlalu), semuanya telah berubah. sangatlah sulit untuk bermain layangan atau bermain permainan tradisional lainnya di lapangan, karena kebanyakan lapangan pada saat ini telah berubah menjadi gedung perkantoran, mall atau perumahan. Anak - anak tak dapat bermain permainan tradisional atau bermain layangan lagi di lapangan. Mereka bermainnya dekat dengan rumah mereka. Anak - anak yang malang.

Pada masa kini, kebanyakan anak - anak malas untuk bermain permainan tradisioanal ataupun bermain layangan lagi, karena tergerus oleh perkembangan teknologi yang tumbuh cepat. Secara perlahan, mereka meninggalkan permainan tradisional tersebut dan menggantinya dengan permainan konsol, seperti playstation atau bahkan game online di komputer.

Secara perlahan tapi pasti, permainan tradisional, seperti petak umpat akan hilang dari daftar permainan anak - anak. Bahkan mereka lupa bagaimana caranya untuk menerbangkan sebuah layangan.

Posting Komentar untuk "Memory Of My Traditional Games"