Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Permasalahan yang Sering Dijumpai Pada Perumahan KPR

Permasalahan yang Sering Dijumpai Pada Perumahan KPR - Blog Mas Hendra

Kali ini saya mau sharing pengalaman saya menempati perumahan KPR di kawasan Depok. Sharing kali ini lebih kepada permasalahan umum yang sering saya jumpai pada perumahan KPR. Sudah menjadi rahasia umum, kebanyakan (atau mungkin semuanya) jika perumahan KPR biasanya dibangun dengan menerapkan sistem borongan.


Selain (mungkin saja) karena biaya tenaga kerjanya jauh lebih murah, proses pengerjaannya juga lebih cepat. Lebih cepat dibangun, maka lebih baik, kurang lebih prinsipnya begitu, tanpa mempedulikan hasil akhirnya seperti apa.


Sangat berbeda jika kita membangun rumah sendiri. Semua prosesnya bisa kita awasi secara langsung. Kita pun bebas memilih bahan bangunan yang berkualitas yang sesuai dengan bujet yang kita punya. 

Proses kerja tukangnya pun bisa kita awasi. Istilahnya kita bisa "rewel" dalam proses pembangungan rumah. Tidak mau juga kan, gara-gara buru-buru bangun rumahnya, hasil akhirnya malah banyak kekurangan di sana-sini.

Nah inilah bedanya kalau kita membangun rumah sendiri dengan membeli perumahan KPR. Kalau kita punya uang lebih, alangkah lebih baik kalau kita membangun rumah sendiri, baik dilakukan secara nyicil bangun atau membangunnya sekaligus. Nah jika bujet yang kita miliki terbatas, ya pilihannya tentu saja membeli rumah dengan sistem kredit atau KPR, tentu dengan segala resiko yang ada.

Permasalahan yang Sering Dijumpai Pada Perumahan KPR - Blog Mas Hendra

1. GENTENG BOCOR
Masalah genteng bocor merupakan masalah paling umum yang sering dijumpai, tidak hanya terjadi pada perumahan KPR tapi juga rumah yang kita bangun sendiri. Indikasi penyebab rumah bocor memang cukup banyak, mulai dari proses pengerjaan yang dilakukan kurang sempurna, pemilihan bahan bangunan yang berkualitas rendah atau pun faktor lainnya. 

Tapi faktanya, masalah genteng bocor ternyata jauh lebih banyak dijumpai pada perumahan KPR. Setelah menempati rumah selama 3 tahun (sampai artikel ini dipublish), kondisi rumah sudah mulai bocor. Apalagi jika hujan sangat deras, tetesan air cukup banyak. 

Padahal genteng yang bocor sudah saya tempeli dengan pelapis anti bocor, tapi masih saja tetap bocor. Bahkan bocornya malah pindah ke titik yang lainnya. Akhirnya genteng saya pasang karpet tebal berukuran panjang, agar supaya tidak bocor lagi. Hasilnya alhamdulillah, bocor sudah berkurang, meski gentengnya jadi kelihatan jelek.

Rumah saya menggunakan genteng yang terbuat dari semen, bukan tanah liat. Kata orang-orang, genteng yang terbuat dari semen itu punya banyak kekurangannya, meski memang lebih kuat dibanding genteng yang terbuat dari tanah liat.

Genteng semen itu :
- lebih berat dari genteng tanah liat.
- mudah retak, apalagi kena panas dan hujan.
- harus menggunakan kerangka atap yang kuat, minimal atap baja ringan (pakai baja ringan pun masih bisa bocor).
- kalau sudah ada retakan, akan semakin melebar, sehingga lebih mudah bocor, karena sifat semen yang mudah merembes terkena air hujan.

Solusi terbaiknya segera ganti genteng dan kerangka atap yang lebih kokoh. Rumah saya menggunakan rangka atap baja ringan. Tapi mengganti genteng itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

2. TEMBOK RETAK
Memasuki tahun ke-3, beberapa keretakan sudah mulai terlihat. Nah ini juga sama, indikasi penyebabnya juga banyak, tapi indikasi terkuat mengarah pada pengerjaan yang kurang sempurna sewaktu menyemen tembok. Artinya semen yang digunakan untuk mengaci tembok kurang tebal. 

Meski semen yang digunakan untuk membangun rumah saya menggunakan semen yang bermerk dan berkualitas baik, jika dikerjakan secara asal-asalan, tentu saja hasil akhirnya kondisi tembok mudah retak.

3. MUNCUL RAYAP
Beberapa titik sarang rayap sering saya jumpai di rumah, diantaranya adalah di dapur dan di kamar. Untuk mengatasinya, saya menutupnya dengan menggunakan semen, agar si rayap tidak nongol lagi. Anehnya, lokasi rayap malah justru pindah tempat. 

Indikasinya mungkin saja disebabkan karena kurang rapatnya lapisan semen yang menutupi ubin, sehingga menyisakan celah kecil yang bisa menyebabkan rayap tumbuh keluar dari balik ubin.

4. BANYAK DITEMUI CACAT
Permasalahan ini lebih disebabkan karena dua faktor, pengerjaan yang asal-asalan serta tukang yang tidak berpengalaman. Memang sih tidak ada yang sempurna, tapi kalau saja rumah dibangun dan dikerjakan secara detail, hal ini mungkin saja tidak akan kita jumpai atau paling tidak sangat sedikit kita jumpai kekurangannya.

Ada beberapa cacat atau kekurangan yang saya jumpai, seperti keran washtafel tidak terpasang dengan baik, pemasangan ubin yang miring dan celah pintu yang terlalu renggang atau rapat.

5. TUKANG YANG MENGERJAKAN DIKEJAR TARGET
Ketika membangun sebuah rumah, seharusnya dikerjakan secara detail serta perhitungan yang matang. Karena rumah akan ditempati selamanya sampai waktu yang tidak ditentukan. Maka dari itu, agar rumah lebih awet dan bertahan lama, maka sebaiknya tukang mengerjakannya dengan baik serta ditunjang oleh bahan bangunan yang berkualitas baik.

Tapi faktanya, kebanyakan perumahan dibangun dengan menggunakan sistem borongan, sehingga tukang harus menyelesaikannya sebelum waktu yang sudah ditentukan. Alhasil, si tukang pun mengerjakannya secara terburu-buru dan terkesan asal-asalan.

Selain itu, kurangnya pengalaman yang matang dalam membangun rumah, menyebabkan banyak dijumpai kekurangan di sana-sini, bahkan meski menggunakan bahan bangunan yang berkualitas sekalipun.

💛💛💛💛💛

PENUTUP
Saya yakin, permasalahan yang dijumpai pada setiap rumah tidaklah selalu sama. Tapi meski begitu, saya sangat bersyukur karena sudah memiliki rumah meski dengan sistem KPR. Dan sangat terbantu dengan membayar secara mencicil, karena memang saya belum sanggup membeli secara cash.

Kelebihan dan kekurangan perumahan yang saya tempati :
- Kelebihan :
1. Menggunakan bahan berkualitas baik.
2. Memiliki Ceiling (atap) yang cukup tinggi, yakni 4 meter, sehingga ruangan tidak pengap, karena memiliki sirkulasi udara yang cukup baik.
3. Rumah sudah siap ditempati, karena instalasi air dan listrik sudah terpasang dengan baik.
4. Rumah mudah diakses dari berbagai arah.

- Kekurangan :
1. Pengerjaannya kurang detail, bahkan terkesan terburu-buru, karena sistemnya borongan, sehingga hasil akhirnya kurang maksimal.
2. Perumahan tidak menggunakan sistem cluster atau satu pintu, sehingga keamanannya kurang.

Bagaimana dengan kalian, apakah mengalami permasalahan yang sama? Kalau tidak, berarti kalian beruntung. Kalian juga bisa sharing di komentar kalau punya permasalahan yang sama.

Semoga artikel ini bisa bermanfaat sekaligus bisa menjadi pertimbangan ketika ingin membangun rumah. Mau memutuskan untuk membangun rumah sendiri atau membeli rumah secara kreditan. Semua keputusannya ada di tangan kalian.

Semoga bermanfaat. 

Posting Komentar untuk "Permasalahan yang Sering Dijumpai Pada Perumahan KPR"