Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Suka Duka Seorang Karyawan Shift


Tuhan memberikan berbagai macam cara kepada manusia dalam menjemput rizki-Nya yang bertebaran di bumi ini, tapi tentu saja dengan cara yang halal agar menjadi barokah, tidak dengan cara mencuri, KORUPSI, maling, begal atau apalah sebutan ekstrim lainnya.

 
Salah satu cara untuk menjemput rizki-Nya yang dibenarkan, tentu saja dengan bekerja secara halalan toyyiban.

Ngomongin soal pekerjaan, Anda pasti tahu dong, jam kerja yang anti mainstream alias jam kerja yang nggak melulu (P3S) pergi pagi pulang sore.

Adalah jam kerja milik para karyawan yang bekerja menggunakan sistem shift (pergantian/pertukaran). Mereka inilah orang-orang yang (sebagian besar) telah ikut andil merasakan bagaimana menjalani kehidupan sebagai seekor kalong atau kelelawar (waktu siang untuk tidur sedangkan waktu malam untuk bekerja).


Tak dapat dipungkiri, setiap pekerjaan yang menggunakan sistem shift, memiliki beberapa hal suka maupun duka yang biasa dialami. Berikut adalah pandangan, pengalaman maupun penelitian sederhana saya, juga sebagai karyawan shit, eh... maksud saya shift. Silahkan dibaca guys :



Enaknya sebagai karyawan shift



1. Jarang merasakan kemacetan
Kota besar seperti Jakarta, memiliki tingkat kemacetan yang luar biasa sangat parah, terutama di jam-jam sibuk saat berangkat kerja sekitar jam 7 pagi dan saat pulang kerja sekitar jam 5 sore. Hal ini tentu saja sudah menjadi hal yang "biasa" yang dialami oleh para karyawan kantoran yang memang harus memulai rutinitas dari jam 09.00-17.00.

Beruntunglah bagi seorang karyawan shift, tentu saja macet dan semisalnya jarang dirasakan, mengingat jam kerja yang nggak menentu, kadang berangkat sebelum Subuh (bareng tukang sayur), setelah Zuhur, setelah Ashar atau berangkat pada malam hari (bareng kalong). Enak khan?? nggak harus ikut macet-macetan..



2. Libur di saat orang lain bekerja
Hari libur bagi seorang karyawan shift memang nggak menentu. Nggak musti hari Sabtu atau Minggu, layaknya para karyawan kantoran.

Para karyawan shift bisa libur kapan pun mereka mau sesuai dengan jadwal dan kebutuhan dari operasional perusahaan. Enaknya karyawan shift bisa merasakan libur di saat karyawan kantoran sedang berjuang memeras keringat dan membanting tulang.

Rasanya saya memiliki tingkat kepuasan tersendiri ketika orang lain sedang berangkat kerja melawan macet di jalanan dan sampai kantor dalam keadaan stress duluan, lalu pulang lagi ke rumah dengan kondisi masih macet pula. Sementara karyawan shift lagi enak-enakkan libur dan nyantai di rumah. Menikmati secangkir kopi sambil ngeblog seharian. Halaaah, malah curhat...


3. Jam kerja yang nggak monoton
Seorang karyawan shift memiliki jam kerja yang bervariasi. Nggak terpaku pada satu jam kerja saja seperti karyawan kantor. Dengan bervariasinya jam kerja tersebut tentu saja dapat mengusir rasa jenuh, karena karyawan shift dapat menikmati beragam waktu yang berbeda setiap harinya. Kalau telur kaya akan protein, karyawan shift kaya akan waktu yang bervariasi. Jiaah, apa hubungannya...



Nggak enaknya sebagai karyawan shift

1. Bekerja disaat orang lain libur
Saat hari Minggu atau hari libur nasional, terkadang karyawan shift masih tetap harus bertugas, meskipun sangat bertolak belakang dengan suasana hatinya yang gundah.

Contoh sederhana : disaat seluruh keluarga berkumpul untuk merayakan Lebaran, sementara si karyawan (Muslim) shift masih tetap harus bekerja. Sakitnya tuh disini. Mungkin ini sebagian kecil dari duka sekaligus resiko bagi seorang karyawan shift.

2. Lebih rentan terhadap kondisi kesehatan
Pola tidur bagi seorang karyawan kantoran akan lebih teratur ketimbang seorang karyawan shift. Pasalnya, mereka memiliki pakem kebiasaan yang sangat monoton. Pagi bekerja, sore atau malam hari pulang, begitu dan begitu seterusnya.

Sementara karyawan shift harus bekerja pada waktu pagi, siang, sore atau malam hari. Dengan jadwal jam kerja yang cenderung berubah, dapat menyebabkan pola tidur atau pola istirahat akan sedikit terganggu dan kurang teratur, yang justru sangat rentan terhadap kondisi kesehatannya. Terutama bagi karyawan yang keseringan begadang pada shift malam. Mungkin inilah alasan diciptakannya suplemen yang terbuat dari ekstrak kulit harimau manggis ; MASTIN. Untuk menjaga daya tahan tubuh.

Begitulah beberapa kondisi yang (kemungkinan) dialami bagi sebagian para karyawan shift yang bekerja pada jam yang selalu berubah. Kadang masuk pagi, kadang masuk siang, kadang masuk sore, kadang masuk malam, malah kadang gak masuk kerja, gara-gara masuk angin. Yang jelas apapun pekerjaannya yang penting adalah halal dan harus tetap disyukuri.

Itulah sekelumit catatan pengalaman suka duka seorang karyawan shift. Ada yang mau nambahin? Silahkan komen saja di kotak amal komentar. Ditunggu ya...

Happy blogging...

Posting Komentar untuk "Suka Duka Seorang Karyawan Shift"