Gapai Kesejahteraan di Daerah Pedalaman
Boven Digoel, atau orang biasa menyebutnya "Penjara Tanpa Bilik". Julukan ini memang tepat untuk menggambarkan suasana Boven Digoel kala itu yang sangat sepi dan mencekam. Kata "boven digoel" sendiri mengandung arti : bagian atas atau hulu. Hal ini sangat erat kaitannya dengan keberadaan Sungai Digoel di Papua bagian Selatan.
Sejarah Boven Digoel sendiri tidak bisa lepas dari keberadaan para penjajah kolonial Belanda di Indonesia. Pada awalnya, Boven Digoel dibangun pada tahun 1927 sebagai tempat pembuangan tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang dianggap memberi ancaman bagi pemerintah Hindia Belanda.
Sejumlah nama-nama besar di era pergerakan kala itu pernah merasakan dinginnya angin dan sepinya suasana Boven Digoel, di antaranya adalah Sayuti Melik (1927-1938), Hatta (1935-1936), Sutan Sjahrir dan Muchtar Lutfi, Ilyas Yacub (Tokoh PERMI dan PSII Minangkabau) dan Mas Marco Kartodikromo yang wafat dan juga dimakamkan di Digoel pada tahun 1935.
Awalnya, Boven Digoel merupakan bagian dari Kabupaten Merauke. Namun berdasarkan UU Nomor 26 tahun 2002, Boven Digoel kemudian memutuskan memisahkan diri dari Kabupaten Merauke dan mendirikan kabupaten sendiri.
Ada perubahan yang cukup signifikan mengenai pemetaan yang awalnya hanya memiliki 6 distrik dan 88 kampung. Di tahun 2009, jumlah distrik bertambah menjadi 20 distrik dan jumlah kampung bertambah menjadi 112. Dengan luas wilayah 27.108 km persegi. Dan berpenduduk sekitar 67.000 jiwa.
Pertumbuhan ekonomi di Boven Digoel berjalan lamban, hal ini dipengaruhi oleh faktor kemiskinan yang menyentuh angka 19,50 persen pada tahun 2015 (data menurut Survey Sosial Ekonomi Nasional).
Minimnya fasilitas layanan kesehatan dan tenaga medis yang tersedia, membuat angka penderita penyakit pada tahun 2013 mencapai 68.605 orang (data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boven Digoel). Penyakit yang paling banyak diderita adalah penyakit saluran pernafasan sebanyak 36.738 orang atau 53.55 persen dari total penderita. Lalu penyakit kulit dengan jumlah penderita mencapai 8.959 orang atau sebesar 13.06 persen.
Akses yang sulit untuk mencapai Boven Digoel membuat daerah ini agak terisolasi. Sehingga pembangunan infrastruktur di sana cukup terkendala, karena wilayah didominasi oleh perbukitan dengan kemiringan 0 hingga 15 derajat. Makanya Boven Digoel termasuk kategori daerah yang tertinggal atau daerah pedalaman di Papua.
Mengintip Sebaran Daerah Tertinggal di Indonesia
Tidak hanya Kabupaten Boven Digoel saja. Menurut Perpres (Peraturan Presiden) Nomor 63 Tahun 2020 tentang penetapan daerah tertinggal tahun 2020 - 2024, wilayah Papua terdapat setidaknya 22 kabupaten yang dinyatakan daerah tertinggal. Untuk melihat daerah lainnya, mari kita lihat infografis berikut ini :
Langkah yang dilakukan Pemerintah adalah merencanakan perekonomian nasional dalam 5 tahun ke depan yang akan difokuskan di luar Pulau Jawa dan juga Sumatera. Sehingga menargetkan pertumbuhan di Pulau Papua dan Kepulauan Maluku yang menyentuh angka 9 persen dalam waktu 5 tahun.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 yang dikeluarkan oleh Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
Mengacu pada laporan tersebut, bahwasanya pertumbuhan perekonomian daerah memang sengaja diarahkan di luar Pulau Jawa dan juga Sumatera. Ini merupakan langkah Pemerintah dalam mewujudkan pemerataan pembangunan dan eknomi di seluruh wilayah Indonesia. Termasuk Papua.
Geliat Papua untuk Masyarakat Lebih Sejahtera
Salah satu wilayah yang masih tertinggal dari segi pembangunan infrastruktur adalah Papua. Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, Pemerintah daerah saat ini tengah berupaya keras agar geliat pembangunan infrastruktur di Bumi Cendrawasih bisa sejajar dengan wilayah lainnya yang telah lebih dulu maju. Sehingga bisa mendongkrak kualitas kesejahteraan masyarakat di sana.
Adapun hal fundamental yang menjadi perhatian adalah bagaimana mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan layanan kesehatan. Karena masyarakat yang sehat, tentu ekonominya juga akan sehat. Ekonomi sehat, maka bangsa juga akan maju pesat.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Papua, Aloysius Giyai, adapun tujuan pembangunan bidang kesehatan di Papua adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Papua yang ditandai dengan menurunnya tingkat kematian ibu dan anak. Kemudian menurunnya tingkat kesakitan penyakit dominan.
Dalam komitmennya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam visi dan misinya selama lima tahun memimpin Papua, telah mencanangkan beberapa program unggulan, seperti program Kartu Papua Sehat (KPS) dan sistem rujukan.
Lalu ada juga program kerja jaminan 1.000 hari pertama kehidupan, serta layanan kesehatan terbang dan terapung serta pelayanan Satuan Tugas Kaki Telanjang. Selain itu juga pelaksanaan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) bagi manajemen Puskesmas.
Jejak Korindo di Boven Digoel, Papua
Implementasi program peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat di pedalaman Papua, tentu membawa angin segar bagi masyarakat di sana. Setidaknya harapan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera telah perlahan nampak di depan mata.
Satu hal yang perlu dan patut kita acungi jempol adalah bagaimana langkah kongkrit yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yang berorientasi pada peningkatan pengembangan ekonomi di Indonesia.
Adalah Korindo perusahaan industri yang bergerak di bidang perkebunan dan kehutanan. KORINDO sendiri telah berdiri pada tahun 1969 dan telah beroperasi lebih dari 50 tahun.
Pada awalnya, KORINDO menempatkan fokus utamanya di pengembangan hardwood yang kemudian beralih ke plywood/veneer pada tahun 1979, kertas koran di tahun 1984, perkebunan kayu di tahun 1993, dan terakhir perkebunan kelapa sawit di tahun 1995.
Layaknya sebuah perusahaan profesional yang mengedepankan ruang lingkup sosial, KORINDO memiliki visi dan misi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan serta kualitas hidup melalui program Kontribusi Sosial Perusahaan yang sistematis dan berkesinambungan.
1. Membangun dan mengembangkan Klinik Asiki di Boven Digoel
Korindo Group dan KOICA (Korea International Cooperation Agency) membangun sebuah klinik di Kampung Asiki, Kabupaten Boven Digoel. Kampung Asiki terletak di pedalaman Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini.
Klinik Asiki berkontribusi besar dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah pedalaman. Selain itu juga membantu menurunkan angka tingkat kematian ibu hamil, ibu melahirkan, dan bayi baru lahir.
Pasalnya angka kematian masih cukup tinggi di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sektreatariat ASEAN, nilai Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia adalah terbesar kedua setelah Laos di antara negara-negara ASEAN lainnya. Nilai AKI di Indonesia mencapai angka 309 / 100.000 ibu melahirkan.
Untuk menekan AKI, Klinik Asiki menggunakan program Mobile Service dengan bekerja sama dengan puskesmas setempat. Dengan demikian, para ibu yang berada di pelosok-pelosok akan memudahkan tim dokter dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan.
"Kami melakukan promosi dari kampung ke kampung, mengimbau agar mereka melahirkan di klinik dengan fasilitas yang lengkap" ujar dr. Firman Jawawijaya selaku Manager Klinik Asiki. Usahanya membuahkan hasil, tercatat tidak ada satupun kejadian kasus kematian ibu hamil dan ibu melahirkan selama periode tahun 2015-2018.
Klinik Asiki memiliki fasilitas layanan kesehatan yang cukup lengkap, mulai dari pelayanan poli umum, poli gigi, laboratorium yang memadai, serta penyuluhan kesehatan dan perbaikan status gizi masyarakat.
Hingga di tahun 2018, Klinik Asiki menyandang predikat sebagai klinik terbaik tingkat nasional sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) oleh BPJS Kesehatan. Penghargaan ini memang layak diberikan atas kontribusi serta komitmennya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
2. Penyuluhan kesehatan dan membangun rumah sehat untuk warga
Korindo juga turut aktif memberikan penyuluhan kesehatan tentang penyakit malaria dan demam berdarah. Penyuluhan bertema "Budaya Hidup Sehat" ini fokus pada penyakit malaria yang memang kerap ditemui di daerah Papua.
Kegiatan dilanjut dengan aktivitas gotong royong membersihkan lingkungan bersama warga. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran kepada masyarakat betapa pentingnya untuk menjaga kesehatan dan menerapkan pola hidup yang bersih.
Kegiatan tidak hanya berhenti di situ saja. Korindo juga membangun rumah sehat untuk Marga Tenarop yang dilakukan oleh PT Berkat Cipta Abadi (BCA) pada Mei 2019 lalu. Rumah sehat ini berukuran 6x8 meter sekaligus sebagai wujud nyata Korindo dalam membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat pedalaman.
3. Bantuan COVID-19, KORINDO mengirimkan 120.000 masker ke Papua
Untuk mencegah meluasnya wabah COVID-19 di Papua, Korindo Group dan anak usahanya bergerak aktif dan sigap mendistribusikan 120.000 masker medis dan 3.500 Alat Pelindung Diri (APD) berupa Baju Hazmat kepada tenaga medis di Papua.
Selain itu, Korindo juga aktif keluar masuk hutan untuk memberikan stimulus perekonomian dan menyalurkan bantuan kepada masyarakat di Papua. Apalagi Papua merupakan salah satu daerah yang mengalami krisis fasilitas kesehatan untuk menanggulangi wabah COVID-19.
Gapai Kesejahteraan di Daerah Pedalaman
Semua lapisan masyarakat diharapkan bisa saling bahu-membahu untuk sama-sama membantu meningkatkan layanan kesehatan di daerah-daerah tertinggal atau pedalaman. Tugas ini bukan hanya milik Korindo ataupun Pemerintah semata. Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Simak beberapa poin penting yang bisa Blogmashendra bagikan :
Apabila kita ingin memajukan suatu daerah, maka perhatikan infrastrukturnya. Semakin baik infrastrukturnya, maka kita semakin mudah untuk mengakses ke daerah yang ingin kita tuju. Maka dari itu, sangat penting untuk memperhatikan hal yang satu ini ketika kita ingin meningkatkan kualitas kesejahteraan, terutama di daerah pedalaman dan perbatasan.
2. Penambahan tenaga kesehatan
Jumlah tenaga kesehatan di daerah pedalaman tidak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada. Bahkan satu orang tenaga kesehatan biasanya harus menangani banyak pasien.
Hal ini disebabkan oleh ketidakmerataan distribusi tenaga kesehatan di Indonesia, sekaligus merupakan salah satu hambatan dalam upaya peningkatan akses terhadap layanan kesehatan. Tenaga kesehatan menumpuk di daerah urban, sementara Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) mengalami resesi tenaga.
3. Pengadaan obat-obatan yang lengkap
Distribusi obat-obatan untuk daerah pedalaman ataupun perbatasan perlu mendapat perhatian khusus. Pasalnya akses yang sulit dan lokasi yang terpencil, tentu akan memakan waktu lebih lama untuk proses pendistribusian. Jadi perhatikan dengan baik stok obat-obatan yang tersedia di daerah pedalaman. Jangan sampai kehabisan, atau nyawa manusia jadi taruhannya.
4. Membangun fasilitas kesehatan yang memadai
Upaya selanjutnya adalah membangun fasilitas kesehatan yang memadai untuk masyarakat yang tinggal di pedalaman. Fasilitas kesehatan yang layak dan juga lengkap, turut membantu menjaga kondisi psikis masyarakat maupun tenaga kesehatan di sana. Hal ini tentu akan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat.
5. Penyuluhan tentang kesehatan
Jangan lupa, hal yang kelihatannya sepele, namun memberikan kontribusi yang cukup besar adalah rutin memberikan edukasi kesehatan atau penyuluhan kepada masyarakat.
Bentuk penyuluhan kesehatan yang bisa diterapkan adalah dengan memberikan informasi secara langsung maupun menyebarkan brosur atau flyer kesehatan. Hal ini bisa dilakukan secara keliling maupun di berbagai fasilitas umum, seperti gedung perkantoran, sekolahan, kampus, terminal, pasar dan tempat-tempat umum lainnya.
💙💙💙
Pengadaan layanan kesehatan yang memadai di suatu daerah, merupakan salah satu indikator dari terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang sejahtera akan mampu menciptakan struktur masyarakat yang seimbang dan teratur dengan memberi kesempatan kepada semua lapisan masyarakat untuk membangun suatu kehidupan yang layak, adil dan makmur.
Karena pada dasarnya kesehatan merupakan hak setiap orang di seluruh wilayah Indonesia. Sesuai dengan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi, "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan."
Masyarakat yang sehat atau jarang sakit-sakitan, memiliki pengaruh yang cukup baik terhadap perputaran roda ekonomi di daerah tersebut. Sehingga masyarakat yang sehat diharapkan mampu menjalankan usaha dan aktivitas ekonominya dengan baik dan lancar. Dengan demikian, kita mampu menggapai kesejahteraan di daerah pedalaman, karena sejatinya kesehatan adalah milik kita semua.
Semoga bermanfaat.
Sumber referensi :
[korindonews.com: korindo group actively helps papuan community amid covid-19 pandemic]
[korindo.co.id:profile]
[korindo : instagram]
[korindonews.com: korindo papua css from health counseling to building healthy home for community]
[korindonews.com: asiki clinic manages to reduce maternal dan child mortality rate in boven digoel]
[ekonomi.bisnis.com: rpjmn 2020-2024 pemerintah fokus bangun di Indonesia timur]
[penghubung.papua.go.id: 5 wilayah adat kabupaten boven digoel]
semoga corona cepat berlalu agar ekonomi kembali membaik :) aamiin
BalasHapusaaamiiin...
HapusBaru juga main lagi kesini, blognya udah kece banget deh...
BalasHapusSukses selalu buat korindo ya..
Aamiiin, doa yang sama buat Anda
HapusBaru ngeh dengah sumbangsih Korindo untuk Papua. Semoga ditahun-tahun mendatang Papua semakin maju dan merata pembangunannya
BalasHapusSemoga semakin maju ya dan makin banyak perubahan ke arah yang lebih baik
HapusSyukurnya Korindo memberi perhatiannya pada daerah terpencil dan jauh di pelosok seperti Boven Digoel ya mas. Semoga jejak Korindo diikuti oleh banyak perusahaan yang memberikan feed backnya demi kemajuan Nusantara.
BalasHapusYess exactly Mba... Semoga saja jejak Korindo Group diikuti oleh perusahaan lainnya ya
HapusBravo Papua! Semoga makin berkembang fasilitas dan kesejahteraan nya. Sejahtera merata di seluruh pelosok negeri kita tercinta Indonesia.
BalasHapusBtw, Menarik sekali sejarah Boven Digoel. Jika kita dalami sejarah, setiap lokasi membuat kita punya sejarah yang sama sbg satu bangsa. Maju dan sejahtera ya teman2 di papua.
Siapa sangka ya Boven Digoel punya nilai histori yang tinggi.. Tapi sekarang sudah mulai maju
HapusBoven Digul, saya selalu terbayang kondisinya sangat mencekam seperti yang dituliskan Alm. Bung Hatta di buku biografinya. Dalam biografi sebanyak 3 buku tersebut Bung Hatta menggambarkan setiap detil kondisi Boven Digul yang membuat siapapun tak mungkin melarikan diri dari sana. Sangat mencekam. Tapi ternyata kondisi di Papua sudah banyak berubah ya. Salah satunya pasti karena andil dari berbagai lembaga seperti Korindo ini. Semoga ke depannya Papua makin maju namun tetap dengan kelestarian alamnya.
BalasHapusSemoga semakin maju dan sejahtera masyarakat di Papua yaa
HapusProgram yang diberikan Korindo group dan Koica patut diberikan apresiasi.
BalasHapusPapua sebagai provinsi negara RI yang paling ujung, kadang kita lupakan.
Kita hanya ingat akan keindahan alamnya, tetapi lupa akan kesejahteraan masyarakat disana, bagaimana infrastruktur dan kemudahan untuk mendapatkan fasilitas, termasuk fasilitas kesehatan.
Betul, peran Korindo Group sangat besar di tanah Papua...
HapusKadang miris banget gitu lihat perkembangan di Papua yang sangat timpang dari daerah lain. Manusia sering cuma mau hasil alam tanah Papua, tapi lupa membangun kehidupan manusia di sana. Apa yang dilakukan Korindo ini emang bener-bener patut diapresiasi. Yang penting tetap melestarikan lingkungan, semoga Papua bisa semaju daerah lain
BalasHapusSetuju banget, Korindo Group memberikan langkah kongkrit untuk mensejahterakan masyarakat terutama di daerah pedalaman, contohnya seperti di Boven Digoel
HapusKeberadaan lembaga (keuangan) lokal seperti Korindo ini penting untuk menyejahterakan masyarakat di sekitarnya. Sudah saatnya tiap daerah berdaya memanfaatkan potensi yang ada
BalasHapusSelain memaksimalkan potensi lokal yang dimiliki, peran serta yang nyata seperti Korindo Group sangat membantu dalam meningkatkan kesejahteraan di pedalaman
HapusKesejahteraan di daerah pedalaman bisa tercapai diantaranya dengan tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai. Untuk itu diperlukan peran serta semua pihak termasuk perusahaan seperti Korindo untuk menyediakan layanan sehingga warga pedalaman bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama seperti warga di daerah lainnya, karena kesehatan yang baik untuk semua
BalasHapusBetul itu, perlu kerja sama yang baik dan saling terintegrasi satu sama lain agar kesejahteraan masyarakat di pedalaman bisa terwujud
HapusDuh mudah-mudahan semakin banyak yaa klinik yang dibangun di daerah terpencil. Jadi keinget kasus dokter yang lagi residensi meninggal di atas kapal perjalanan menuju rumah sakit yang lebih lengkap alatnya. Miris banget :(
BalasHapusaaamiiin, semoga saja ya semakin banyak klinik baru di daerah pedalaman
HapusCoba ya, generasi muda Papua digerakkan untuk melanjutkan pendidikan di bidang kesehatan. Agar nantinya dapat membaktikan diri pada daerahnya dengan memberikan pelayanan kesehatan, baik sebagai dokter maupun perawat. Tentunya dari sisi biaya akan lebih rendah kalau tenaga medis berasal dari daerah setempat.
BalasHapusSemoga langkah nyata dari Korindo menjadi inspirasi bagi perusahaan-perusahaan lain dalam mewujudkan program meningkatkan kualitas hidup di daerah-daerah tertinggal.
Poin yang bagus, tapi sepertinya dalam praktiknya gak akan mudah, karena butuh kemauan dan biaya yang memadai sih.
HapusPembangunan didaerah pedalaman memang sedang digencarkan pemerintah saat ini. Hal tersebut akan lebih mudah jika didaerah tersebut terdapat tempat industri, contohnya seperti korindo :)
BalasHapusSalut untuk Korindo yang bisa konsisten memberikan pelayanan kesehatan untuk masyarakat di pedalaman Papua ini. Semoga kesehatan masyarakat semakin terjamin dan berdampak pada peningkatan kualitas kehidupan sosial dan ekonomi disana.
BalasHapusKorindo ini berperan banget ya membantu masyarakat di Boven Digoel dalam menggapai kesejahteraannya. Bersama2 pemerintah dan warga di sana Korindo terus menebar manfaatnya. Sukses yaa Korindo. Tfs Mas Hendra
BalasHapusYup sangat membantu sekali Korindo Group
HapusBerarti umur kabupaten Boven Digoel belum ada setahun ya.
BalasHapusSalut pada Korindo yang memperhatikan juga kesejahteraan masyarakat disekitarnya, terutama masalah kesehatan dengan mendirikan klinik ASIKI ini
semoga semakin banyak gerakan-gerakan kebaikan seperti ini supaya pembangunan dan kesehatan lebih merata ya mas hendraa
BalasHapusSemoga korindo terus konsisten membantu warga di pedalaman papua ya kak. Agar warga disana juga merasakan manfaat sebanyak-banyaknya
BalasHapus