Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tidak Semua Bus Itu TELOLET!


Memanfaatkan waktu liburan sekolah, saya, istri dan kedua anak saya menyempatkan untuk mudik ke Kuningan dan Tegal. Beruntung Abang saya libur panjang dan bisa mudik bareng. Tapi sayangnya saya hanya dapat jatah libur tiga hari.


Memanfaatkan waktu yang sangat singkat ini, saya menyempatkan untuk mampir ke kota kelahiran saya, yakni Kuningan. Walau hanya menginap semalam, tapi saya dapat bertemu dan silaturahmi dengan saudara-saudara saya di kampung.

Baca juga artikel lainnya : Tips Mudik Naik Motor

Setelah menginap di Kuningan, saya pun langsung melanjutkan perjalanan ke tempat mertua, yakni kota Bahari, alias kota Tegal.

Beruntungnya tol yang mengarah ke Semarang, sudah selesai dibangun. Dari Kuningan, kami langsung masuk ke jalan tol, dan keluar di Brebes Timur. Berkat tol baru tersebut, perjalanan menjadi lebih cepat dan efisien. Perjalanan dari kota Kuningan ke kota Tegal dapat ditempuh hanya 1-2 jam saja.

Setelah keluar di pintu tol Brebes Timur, tidak jauh dari situ perbatasan kota Brebes dan Tegal.

Di Tegal sendiri, saya juga hanya menginap semalam. Tapi walau semalam, lagi-lagi saya bersyukur dapat bersilaturahmi dengan mertua.

Hari ketiga, saya harus balik lagi ke Jakarta, mengingat esok harinya sudah harus bekerja lagi. Sementara Abang saya menghabiskan waktu liburan di Kuningan dan sebagian pulau Jawa (berencana akan ke Surabaya dan Purwokerto). Sedangkan istri dan kedua anak saya, Nabil dan Naufal menghabiskan waktu liburan di Tegal. Di saat orang-orang pada liburan, saya malah masuk kerja. Disitu kadang saya merasa sedih!

Saya pun berangkat naik bus Dewi Sri dari Yomani, dekat Lebaksiu. Oh iya guys, Lebaksiu itu konon katanya sih asal muasalnya martabak loh. Harga martabak disini jauh lebih murah. Untuk yang standard saja harganya hanya sekitar Rp 12.000an saja.

Coba saja kalian tanyain sama tukang martabak yang berserakan di Jakarta dan sekitarnya serta menyebar di seluruh Nusantara, mayoritas aslinya berasal dari Lebaksiu. Walaupun tulisannya Martabak Bandung. Itu hanya pengalihan isu, hehehe....

Balik lagi ke cerita saya. Jadi Yomani itu semacam terminal bayangan. Sebelum berangkat jam 08.00 pagi, bus-bus yang mengarah ke Jakarta dan sekitarnya, berbaris rapih di sini. Mulai dari Dewi Sri, Dedy Jaya dan Sinar Jaya. Tujuannya pun beragam, mulai dari Lebak Bulus, Pondok Labu, Kampung Rambutan, Depok, Bogor, Bekasi, Tanjung Priok dan tujuan lainnya.

Bus Dewi Sri tujuan Pondok Labu yang saya tumpangi, miskin fitur. Tidak ada AC, Musik, apalagi TELOLET. Yup!! Fenomena klakson TELOLET ini memang lagi booming banget. Sebenarnya fenomena TELOLET ini sudah ada sejak lama banget, hanya saja boomingnya baru sekarang. Hampir setiap bus di sepanjang perjalanan memiliki klakson TELOLET.


Bus Dewi Sri yang saya tumpangi tanpa klakson TELOLET. 

Tapi sayangnya bus Dewi Sri yang saya tumpangi justru belum dipasang klakson TELOLET. Setiap permintaan TELOLET dari bocah-bocah di pinggir jalan sepanjang perjalanan, sang supir hanya membunyikan klakson biasa saja. Para bocah pun langsung menyoraki setiap bus yang tidak membunyikan klakson TELOLET ini, termasuk bus yang saya tumpangi.

Di saat bus-bus lain membunyikan TELOLET, bus yang saya tumpangi justru hanya membunyikan klakson biasa. Disitu kadang saya merasa sedih.

Posting Komentar untuk "Tidak Semua Bus Itu TELOLET! "