Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin

KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra

Minggu pagi tanggal 6 April 2014 lalu, saudara sepupu saya yang sedang libur bertugas, datang ke rumah pagi hari bermaksud untuk mengajak saya dan keluarga kecil saya berkunjung ke kapal perang TNI AL Sultan Hasanuddin di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Hal ini memang dilakukan oleh para anggota TNI AL untuk sekedar mengajak saudara atau teman sebagai sarana edukasi, mengenal kecanggihan kapal perang milik TNI AL.


Dengan menggunakan dua sepeda motor, kami pun berangkat setelah selesai makan siang. Saudara sepupu berboncengan dengan abang saya dan juga Rafli (anak abang saya), sementara saya membonceng istri dan Nabil. Waktu itu dede Naufal belum lahir.

Adapun rute yang kami lalui dari Cirendeu ke  arah Tanjung Priok, melewati : Jalan Pangeran Antasari, Mampang, Gatot Subroto, Cawang, MT. Haryono, Cempaka Putih lalu terus sampai ketemu pertigaan Mambo, Tanjung Priok. Perjalanan ditempuh sekitar dua jam lebih.

Di lampu merah pertigaan Mambo ini memang cukup rawan kejahatan, seperti kasus bajing luncat yang sering terjadi, dengan sasaran para supir truk.

Dari pertigaan Mambo, kami terus lurus mengarah ke Pelabuhan Tanjung Priok. Kalau belok ke arah kiri, mengarah ke jalan Enggano, menuju ke arah terminal bus Tanjung Priok, yang katanya cukup rawan kejahatan, dan juga stasiun Tanjung Priok.


Pertigaan Mambo, Jakarta Utara - Blog Mas Hendra
Ke arah kiri mengarah ke jalan Enggano ke arah terminal Tanjung Priok. (Gambar : capture Google Maps)

Di Pelabuhan Tanjung Priok memang biasa kapal perang milik TNI AL ‘numpang’ bersandar. Ada sekitar dua atau lebih kapal perang yang biasanya bersandar. Namun waktu kami kesana, ada tiga kapal perang yang sedang bersandar.

Kawasan Tanjung Priok memang dikenal dengan aktivitas pelabuhan yang sangat padat. Tidak heran, banyak mobil-mobil truk kontainer berukuran besar yang lalu lalang, serta truk-truk besar yang tidak kalah banyak jumlahnya. Makanya di kawasan tersebut, terkesan sangat gersang, panas dan berdebu.

Setelah kami melewati bertumpuk-tumpuk kontainer, kami pun melewati beberapa pos penjagaan yang sangat ketat. Beruntung ada saudara sepupu saya, jadi akses masuk pun jauh lebih mudah. Bila tidak ada anggota TNI yang mendampingi, biasanya pemeriksaan jauh lebih ketat lagi, dengan memeriksa seluruh barang bawaan, kartu identitas serta kendaraan.

Setibanya di lokasi, tampak tiga buah kapal perang milik TNI berukuran besar sedang bersandar, yakni KRI Gilimanuk, KRI Sultan Hasanuddin dan KRI Sultan Iskandar Muda. Saya pun mulai sibuk mengambil gambar di samping kapal, mengingat ini merupakan momen yang langka.


Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra
Nabil dan Rafli lagi berpose di samping mobil Komandan KRI.

Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra
Saya dan abang saya berfoto di samping mobil sang komandan KRI.

Setelah selesai mengambil gambar, kami pun melanjutkan masuk ke kapal dengan menaiki tangga yang lumayan tinggi. Tampak Nabil dan juga Rafli begitu senang menaiki kapal laut, apalagi kapal perang. Dan ini merupakan pengalaman pertama saya, istri dan juga Nabil menaiki kapal perang. Sementara abang saya dan juga Rafli, sudah pernah berkunjung ke kapal perang ini.

Berhubung KRI Sultan Hasanuddin berada di barisan  tengah, maka kami harus melewati KRI Gilimanuk terlebih dulu. Dengan menggunakan jembatan kecil yang terbuat dari kayu dan besi yang tebal, perlahan kami seberangi kapal yang memiliki lebar kurang lebih 13 meter ini.

Meskipun suasana di luar sangat panas, namun begitu masuk ke dalam kapal, suasananya sangat sejuk, karena dilengkapi dengan AC. Setiap sudut ruangan tertata dengan rapih dan cukup nyaman. Tidak berantakan.

Ketika pertama kali memasuki kapal, ada sebuah papan besar yang berisi plakat mengenai SATKOR KOARMATIM (Satuan Koordinasi Komando Armada RI kawasan Timur). Kalau kawasan Barat, singkatannya adalah KOARMABAR.


Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra

Di kanan kiri merupakan ruangan yang terdiri dari kamar, ruang kesehatan dan lain sebagainya. 

Sebagai penunjang hiburan, di dalam kapal juga disediakan sebuah ruang khusus untuk karaoke yang cukup lengkap dan nyaman. Tampak ada beberapa pengunjung yang sedang asyik karaokean didampingi oleh anggota lainnya.

Sementara kami asyik duduk bertelekan diatas sofa sambil menikmati suasana. Sepupu saya pun membawakan kami beberapa makanan dan minuman ringan.


Di Dalam Ruangan Karaoke - Blog Mas Hendra

Di Dalam Ruang Karaoke - Blog Mas Hendra

Di Dalam Ruang Karaoke - Blog Mas Hendra

Di Dalam Ruang Karaoke - Blog Mas Hendra
Ruang karaoke di dalam kapal. Sangat nyaman, serasa bukan di dalam kapal, hehehe...

Setelah cukup lama bersantai di ruang karaoke, kami pun penasaran untuk melihat-lihat sekeliling kapal, terutama bagian atas, seperti helipad dan juga alutsista yang dimiliki kapal ini.


Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra
Kelihatan celah laut cukup tinggi di antara KRI Sultan Hasanuddin dengan KRI Gilimanuk. 

Ruang Kendali Kapal - Blog Mas Hendra

Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra

Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra
Tampak sebelah kiri adalah KRI Sultan Iskandar Muda. 


Di Dalam Ruang Kendali Kapal - Blog Mas Hendra

Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra

Helipad di KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra
Helipad tanpa helikopter. Ternyata helikopternya lagi berkunjung ke lapangan terbang Pondok Cabe, Cirendeu, Tangerang Selatan. Tahu gitu kami numpang naik helikopter saja ya, hehehe... 


Di Dalam Ruang Kendali Kapal - Blog Mas Hendra

Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra

Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin - Blog Mas Hendra

Di Dalam Ruang Kendali Kapal - Blog Mas Hendra

Waktu tidak terasa sudah semakin sore. Setelah puas berkeliling kapal, ba’da Ashar, kami pun pamit pulang. Sementara saudara sepupu saya melanjutkan tugasnya di kapal, sebelum esok hari bertolak ke Surabaya, melanjutkan tugasnya seperti biasa.


Sekilas Tentang KRI Sultan Hasanuddin

Kapal Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin diambil dari nama Raja Gowa ke-XVI, yaitu Sultan Hasanuddin. Dengan nomor lambung 366 pada body kapal, KRI Sultan Hasanuddin merupakan kapal kedua dari kapal perang jenis Perusak Kawal Rudal, yang termasuk ke dalam jenis kapal Korvet kelas sigma milik TNI AL.

KRI Sultan Hasanuddin dibuat pada tahun 2005 di Belanda. Yang termasuk ke dalam jenis kapal korvet, diantaranya :

KRI Diponegoro 365
KRI Sultan Hasanuddin 366
KRI Sultan Iskandar Muda 367
KRI Frans Kaisiepo 368

KRI Sultan Hasanuddin merupakan kapal perang yang memiliki kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

DATA KAPAL :
Berat : 1.700 Ton
Panjang : 90.71 m (29,760.50 kaki )
Lebar : 13.02 m (4,271.65 kaki )
Draft : 3.60 m (1,181.10 kaki )
Kecepatan : 28 knot
Awak kapal : 80 orang

PERSENJATAAN :
Peluru kendali darat ke udara: MBDA Mistral dalam peluncur Tetral laras 4, Jangkauan efektif 6 km.
Peluru kendali anti kapal: MBDA Excocet MM40 block 2, Jangkauan efektif 70 km.
Kanon utama: Oto-Melara Super rapid kaliber 76 mm, kecepatan tembakan 120 rpm, jarak maksimum 16 km (Posisi A).
Kanon anti serangan udara: 2 x 20 mm DENEL Vector G12 (Posisi B).
Torpedo: 3A 244S Mode II/MU 90 dilengkapi dengan 2 peluncur torpedo B515.

Kayaknya agak bingung juga ya guys mengenai persenjataan yang dimiliki kapal perang ini, hehehe. Untuk lebih lengkapnya lagi, teman-teman bisa browsing di internet ya.

Cukup sekian dulu jalan-jalan kali ini ke kapal perang TNI AL KRI Sultan Hasanuddin 366. Semoga lain waktu saya bisa mampir kesini lagi kalau kapalnya merapat.

Baca juga artikel lainnya : Uniknya Curug Dengdeng di Tasikmalaya

Semoga bermanfaat.


Referensi :
Pengalaman pribadi
Wikipedia



Posting Komentar untuk "Berkunjung ke Kapal Perang KRI Sultan Hasanuddin"