Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

10 Alasan MotoGP Dilarang di Indonesia

Logo MotoGP

Sejatinya negara manapun berhak untuk menjadi tuan rumah dalam penyelenggaraan event akbar sekelas MotoGP. Namun tentu saja harus sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh FIM (Federation Internationale de Motocyclisme), yakni Lembaga tertinggi dunia yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis pelaksanaan balapan motor (Wikipedia).

Tentu saja harapan kita sebagai masyarakat Indonesia menginginkan agar perhelatan event sekelas MotoGP dapat diselenggarakan di Indonesia. Namun, rupanya harapan tersebut masih hanya sebatas impian bagi kita semua. Pasalnya, FIM memiliki alasan tersendiri mengapa MotoGP tidak boleh diselenggarakan di Indonesia.

Baca juga artikel tentang motor lainnya :
Tipe Pengendara Motor di Jakarta. Anda Termasuk yang Mana?

Penasaran?? Berikut adalah 10 alasan MotoGP dilarang di Indonesia :


1. Alasan Pertama


1. Banyak ranjau paku
Ban motor jenis apapun juga, kalau sudah kena yang namanya paku, sudah pasti akan bocor. Mau motor balap kek, motor gede kek, motor matic kek, motor bebek, soang, angsa, semua pasti ngarepin tukang tambal ban ketika ban bocor, ya iyalah ngarepin tukang tambal ban, masa ngarepin tukang gali sumur.

Apalagi di kota Jakarta yang notabene tingkat ranjau pakunya sudah sangat mengkhawatirkan para pengendara roda dua maupun roda empat.

Gak lucu khan, saat sedang balapan, ban motor Mas Rossi tiba-tiba saja kempes, terus harus nyari tukang tambal ban dulu di sekitar lokasi balapan. Hanya gara-gara orang-orang gak bertanggung jawab yang menyebarkan paku di jalanan, pihak FIM menolak untuk menyelenggarakan MotoGP di Indonesia, apalagi di kota Jakarta yang penuh dengan ranjau paku maupun ranjau cinta. Beda tipis dengan Afghanistan yang punya banyak ranjau bom. ck.. ck.. ck..

2. Alasan Kedua

2. Jalanan berlubang

Lintasan balap MotoGP, selain bebas ranjau, juga harus bebas lubang. Alias jalanan harus benar-benar steril dari segala jenis lubang dan harus benar-benar mulus, semulus mba-mba SPG rokok.

Sudah bukan rahasia lagi kalau kota Jakarta suka banget mengoleksi lubang. Itulah sebabnya FIM gak pernah mau ngadain MotoGP di Indonesia. Takut celaka cuma gara-gara ngelindes lubang. Hal ini berbanding terbalik sama pengantin baru yang justru hobi berburu lubang!!

3. Alasan Ketiga

3. Bukan helm SNI

FIM sangat tegas dengan peraturan soalan safety saat perlombaan. Termasuk helm. Namun berhubung di Indonesia 'wajib' memakai helm SNI saat mengendarai motor, maka secara terang-terangan FIM menolak mentah-mentah untuk menyelenggarakan MotoGP di Indonesia. Mengingat Mas Rossi dan pebalap-pebalap lainnya tak memiliki helm yang ber-SNI.

4. Alasan Keempat

4. Harus menyalakan lampu utama

Pernah ngeliat para pebalap MotoGP nyalain lampu utama ketika balapan?? Kalau di Indonesia, sudah pasti kena tilang, mengingat betapa pentingnya nyalain lampu utama sewaktu berkendara motor. Aturan inilah yang membuat FIM berfikir dua puluh kali buat ngadain MotoGP di Indonesia.

5. Alasan Kelima

5. Kaca spion wajib ada

Belum pernah saya ngeliat pebalap MotoGP, motornya memakai kaca spion sewaktu balapan di sirkuit. Peraturan di Indonesia itu mengharuskan pengendara kendaraan bermotor harus melengkapi motornya dengan kaca spion. Gak kebayang aja sewaktu Mas Rossi dan pebalap lainnya pada ditilangin satu per satu cuma gara-gara gak pakai kaca spion sewaktu mengendarai motor.

6. Alasan keenam

6. Harus menggunakan plat nomor kendaraan

Kalau ditanyain berapa nomor plat motor Mas Valentino Rossi?? Tentu saja gak ada yang tahu, soalnya Mas Rossi sewaktu balapan gak pernah pakai plat nomor. Wah, kalau seperti itu caranya, sudah pasti kena tilang Polantas tuh. Makanya FIM ogah banget buat ngadain MotoGP di Indonesia. Takut pada kena tilang.

7. Alasan ketujuh


7. Banyak pak Ogah di setiap tikungan

Yang namanya sirkuit MotoGP, sudah pasti ada belok-nya, gak mungkin khan lurus terus, kapan finishnya. Melihat terlalu banyak pak ogah di setiap tikungan di jalan raya, membuat FIM mengurungkan niatnya buat ngadain balapan MotoGP di Indonesia. Yang ada nanti Mas Rossi dan kawan-kawan harus siap-siap bawa uang recehan dong setiap tikungan.

8. Alasan kedelapan

8. Sering ada razia


Yang namanya razia surat-surat kendaraan motor, gak kenal tempat dan waktu. Gak kebayang aja misalnya Mas Rossi dan kawan-kawan kena razia gara-gara gak pernah bawa SIM & STNK sewaktu balapan. Oleh sebab seringnya razia di Indonesia, makanya si FIM ogah buat ngadain balapan di Indonesia.

9. Alasan kesembilan

9. Bahaya ancaman begal motor

Begal motor saat ini lagi gencar-gencarnya melakukan aksi sadisnya. Ini yang membuat FIM khawatir kalau MotoGP diadain di Indonesia. Khawatir kalau para pebalap terkena ulah begal yang gak berperikehewanan itu.

10. Alasan kesepuluh


10. Ancaman banjir

Saat musim hujan tiba, banjir selalu mengancam sebagian wilayah di Indonesia, terutama di Jakarta yang memang sudah langganan banjir tiap tahunnya. Maka oleh sebab itu, pihak FIM menolak menyelenggarakan MotoGP di Indonesia. Khawatir seluruh pebalap akan kebanjiran, seperti yang dialami oleh Mas Rossi 2 tahun sebelumnya. Lihat gambar berikut :

Alasan yang diutarakan oleh FIM memang cukup masuk akal. Mereka mau ngadain MotoGP di Indonesia kalau ke-10 hal di atas bisa segera cepat diatasi. Kita doakan saja semoga ke depannya Indonesia bisa menjadi tuan rumah dalam event ini.

Untuk FIM, suatu saat kalian akan menyesal karena belum pernah menyelenggarakan event MotoGP di Indonesia.

Mudah-mudahan terhibur ya, jangan terlalu serius bacanya. 

Posting Komentar untuk "10 Alasan MotoGP Dilarang di Indonesia"